Akibat Desaku Hidup Berdampingan Dengan Corona



ket foto : efek pademi covid19 membuat petani tebu di desa Tempaling menerapkan kebiasaan yang baru. 

PENDAHULUAN

Saya bertempat tinggal di Dusun Mbanoan Desa Tempaling kecamatan Pamotan kabupaten Rembang, Keadaan sekitar kediaman saya sebelumnya sangatlah tentram upaya silaturahmi tak ada putusnya.

Tetapi semenjak adanya wabah corona semuanya berubah, Segala sesuatu cara di lakukan oleh pemerintah setempat guna memutus penyebaran nya (Red covid-19.)

Hal ini tentu perlu perjuangan keras 
Salah satunya di bentuk nya( sis kampiling kopit) atau bisa di sebut JOGO TONGGO bentukan pemerintah daerah jawa tengah , upaya ini guna mengantisipasi dan mengawasi gerak gerik masyarakat antar RT se-desa Tempaling. 

Selain itu pihak masyarakat desa juga sepakat dana desa (DD) Tahun  2020 di gunakan untuk membeli tempat cuci tangan untuk di tempat kan di setiap rumah warga, Guna masyarakat sadar dan selalu mencuci tangan sesering mungkin. 

Selain itu pembagian masker bagi setiap warga yang ingin berinteraksi / berpergian guna tidak tertular, lebih lagi Pandemi corona ini menbawa dampak yaitu segala aktivitas aktivitas di batasi  mulai dari resepsi pernikahan, hajatan, kegiatan arisan,hanya  di perbolehkan untk kapasitas 50% yang hadir dari sebelumnya .

 kegiatan sehari-hari desa saya dalam memenuhi kebutuhan ( mata pencaharian ) rata-rata bertani dan berdagang yang juga  ikut merasakan dampak pandemi ini yaitu hasil panen ikut anjlok sperti ; tembakau yang sebelumnya 26 ribu /kg kini hanya 8-10 ribunya sehingga petani banyak yg mengeluh , tak hanya petani saja yang mengeluh peternak pun juga ikut rugi karena jual-beli hewan ternak di beli dengan harga murah oleh konsumen. 

 selain  itu pedagang, mereka yang sebelumnya ngk kebiasaan menjaga jarak jika mereka berbelanja di pasar kini mereka harus menerapkan sosial discanting (jaga jarak )supaya tidak tertular dan upaya menerapkan adaptasi kebiasaan baru. 

Masyarakat pun pendapatannya juga ikut berkurang, kebutuhan semakin hari semakin meningkat sehingga pemerintah mengeluarkan segala kebijakan-kebijakan guna mengatasi masalah tersebut  bantuan bantuan pun turun satu persatu  seperti :

 - BLT (bantuan langsung tunai ) senilai 600 ribu untuk  3 bulan dan bulan ke 4 senilai 300 ribu. 
- non tunai seperti pembagian sembako senilai 200 rb tiap bulannya selain itu listrik gratis  dan masih banyak lagi, batuan itu turun dari pemerintah pusat hingga pemerintah desa.

Soal pendidikan di desaku masih jarak jauh  (DARING), sehingga  Layanannya semakin hari  selalu di tingkatkan oleh pihak sekolahan sehingga anak didik tidak jenuh dan bosan karena sudah 6 bulan belajar dari rumah.  Tetapi akhir-akhir ini madrasah di desa saya di buka dengan penerapan protokol yang ketat.

Soal peribadatan boleh melakukan shalat berjamaah dengan menerapkan jaga jarak, pakai masker, membawa sajadah  (red- perlengkapan ibadah) dan tidak diperkenankan untuk salam selamanya. 
 

ISI
 
-Fenomena adaptasi kebiasaan baru

Sehari hari kehidupan di sekitar kediaman saya sebelumnya sangatlah tentram upaya silaturahmi tak ada putusnya,  tetapi semenjak adanya wabah corona semuanya berubah .

Sebelum adanya pandemi pola tingkah masyarakat di tidak di batasi sperti ,bekerja, berpergian tidak diwajibkan menggunakan masker, tidak pernah menggunakan handsanitiser  anti septik, segala tata cara peribadatan tak di atur soal jaga jarak, anak muda muda bebas nongkrong di warkop, Angkringan.

Tapi Sekarang terikat dengan patroli satgas oleh satuan polsek Pamotan dan gabungan kodim 07 Pamotan,
 dan pedagang yang ingin belanja ke pasar tk selalu mengikuti tata cara protokol seperti sekarang ini, (Red -wajib masker dan jaga jarak)  tetapi kegiatan kegiatan tersebut tak di hargai dan jarang dianggap enggak penting oleh masyarakat sehingga tiap-tiap orang berdampak .

 -Permasalahan Sosial adaptasi kebiasaan baru 

Segala permasalahan bermunculan
 dan bertentangan dengan kebijakan tentang Adaptasi kebiasaan baru (NEW NORMAL) tradisi yang di atut tiap tahun mulai tempo dulu hingga sekarang sebagai contoh upaya silaturahmi semakin hari semakin erat, sehingga terpaksa putus/ menunda terlebih dulu.

 Karena hal tersebut  berlawanan dengan adat istiadat setempat membuat beberapa kebijakan sperti contoh nya: 

-stay  at home yang tak sesuai dengan kenyataan pada umumnya. tabungan,pekerjaan, keberadaan lokasi desa yang jarang di singgai oleh orang lain paling ya sales / tukang rosok yang berpeluang rendah.

 Hal itu mengakibatkan kebijakan adaptasi New normal tak di irah kan / terapkan oleh masyarakat sehingga memicu munculnya kasus yang semakin hari semakin meningkat. 

-Strategi adaptasi kebiasaan baru 

Strategi yang di terapkan  untuk mengatasi yaitu di ciptakan nya  kesiagaan warga dan pengendalian segala program-program yang telah di bentuk untuk tetap di sosialisasi kan kepada masyarakat, agar warga masyarakat mematuhi protokol kesehatan  dan tak lupa pemerintah setempat menyediakan layanan   sosial sprti periksa kesehatan secara cuma-cuma. 

Segala strategi telah dilakukan di antara nya;
 - penerapan sanksi sosial yaitu di      cabut nya ktp untuk dipersidang kan  di pengadilan
 -di kenalkanya belanja olshop 
 -penyaluran  kartu tani (kelompok tani) untuk mempermudah distribusi penyaluran hasil panen petani. 
 -dsb. 

PENUTUP 

Banyak hal hal yang berubah dan bertentangan dengan kebijakan pemerintah diantaranya jaga jarak, itu unsur utama yang jarang di terapkan pada masyarakat pada umumnya,  sperti sarana untuk sholat berjamaah Yang sulit di atur.

Tetapi pemerintah dan satuan bentuk kan JOGO TONGGO  juga ikut membantu dan mengawasi dan mensosialisasikan tentang bahaya covid 19.
sebagaimana untuk memutus mata rantai penyebaran nya dan di himbau masyarakat menaatinya dan menjalankan kebiasaan yang baru dengan menerapkan protokol kesehatan demi kepentingan bersama. 

       Ini merupakan salah satu peran pemuda desaTempaling kec pamotan- rembang, yang tergabung dalam organisasi JOGO TONGGO sebagaimana dalam upaya garda penanganan covid-19 yang kepeduliannya dalam membantu masyarakat terdampak.

 Penulis: Ahmad Nur Fuadi (Siswa SMA NEGERI 1 PAMOTAN )



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pindang Tewel Yu Sumi

SILSILAH KELUARGAKU